M n E m O n I c [mne·mon·ic]

a. pertaining to or aiding memory; n. device to aid memory. mnemonical, a. mnemonize, v.t. make into a mnemonic. mnemonism, n. practice of mnemonics. mnemonics, mnemotechny, n. system of improving memory. © From the Hutchinson Encyclopaedia. Helicon Publishing LTD 2000.

Thursday, June 23, 2005

Wien Muldian: Saya Ingin Mempopulerkan Perpustakaan di Indonesia


Sejak belia, Wien panggilan akrab dari Wien Muldian seorang pustakawan yang lahir di Aceh 3 Mei 1972, sudah sangat menyukai dunia buku, bahkan ia tidak memilih cita-cita seperti anak-anak kecil lainnya, yaitu ingin memiliki perpustakaan kota yang besar agar semua orang bisa membacanya hingga malam, dengan fasilitas yang lengkap seperti koleksi buku, koleksi audio, mini theater, kafe dan akses internet.

"Dari sejak sekolah dasar, hidup saya sudah membuat perpustakaan dengan mengumpulkan buku-buku, dan konsisten sampai sekarang," jelasnya.

Latar belakang cita-citanya ini dikarenakan seluruh anggota keluarganya menyukai dunia membaca, Ayahnya almarhum Abdul Munir yang bekerja di Departemen Kehakiman dan Ibunya Nurliana Daud seorang Guru, sangat mendukung cita-citanya. Wien selalu mempunyai banyak cara untuk dapat mengumpulkan buku-buku, misalnya menodong pacar tantenya setiap kali berkunjung ke rumah untuk selalu membawakannya sebuah buku.

Selepas Sekolah Menengah Atas, Wien melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia memilih Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Sastra. Hal ini ia lakukan bukan karena ingin menjadi pustakawan tapi agar dirinya lebih dekat dengan buku. Walaupun pada akhirnya menjadi pustakawan. Prestasinya di bangku sekolah yang paling membanggakannya adalah memperoleh dua beasiswa, namun antara yang satu dengan yang lainnya tidak saling mengetahui.

Prestasi yang ia peroleh saat ini adalah mendapat Mizan award tahun 2003. "Bagi saya prestasi itu adalah apabila saya bisa melakukan sesuatu dan orang lain bisa merasakannya juga, jadi saya tidak pernah mau menonjol dari yang lain, sehingga saya tidak pernah berambisi dengan yang namanya prestasi, saya lebih suka membangun hal-hal yang aneh-aneh yang masih berhubungan dengan buku, dan dapat mencerdaskan masyarakat " katanya.

Wien mengatakan, juga suka mencari dan mengkoleksi buku-buku aneh atau langka. Ini ia lakukan dengan menjelajahi seluruh kota-kota di Indonesia hingga ke luar negeri. Dalam mencari buku-buku tersebut Wien tidak harus mengejar suatu judul buku, tapi sedapatnya saja.

"Saya gemar mencari buku cetakan pertama yang unik dan lucu," ujarnya.

Menurutnya, daya baca masyarakat Indonesia sebenarnya tinggi. Hal ini dapat ia lihat dari beberapa daerah yang dirinya kunjungi banyak terdapat taman-taman bacaan, tapi akses untuk mendapatkan buku masih sulit, contohnya kalau di suatu desa terdapat perpustakaan, masyarakat desa pasti akan mendatanginya untuk membaca buku, asal lemari bukunya tidak dikunci.

"Kalau dibuat taman baca di sebuah desa terus lemari bukunya dikunci, maka tidak akan dilirik, minat baca masyarakat akan terlihat bila buku tersedia di sekitar mereka, " ungkapnya.

Wien menyatakan, dirinya saat ini sedang konsentrasi membuat taman-taman baca di Aceh, dengan jumlah buku sekitar 7.000 buku, 1.500 mainan anak dan remaja yang dikelola oleh anak-anak Aceh sendiri. Lebih lanjut ia menambahkan, ke depan setelah sekian tahun dirinya akan terjun langsung ke masyarakat pedesaan dan perkotaan melalui dunia baca, menulis dan buku.

Sejak November 2004 ia sudah memutuskan saatnya masuk ke dalam sistem untuk memberikan ide-ide liar dirinya kepada pemerintah. Oleh karena itu, ia sekarang mengkoordinir Perpustakaan Pendidikan Nasional yang berada di bawah naungan Depdiknas. Perpustakaan tersebut kini bukan hanya sekedar rak-rak buku dengan pustakawan yang hanya duduk diam. Perpustakaan ini setiap hari justru penuh dengan kegiatan, acara-acara, dan setiap kelompok masyarakat dapat berkumpul dan berdiskusi berdasarkan kesukaan mereka masing-masing.

"Saya ingin menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar, dan saya juga ingin mempopulerkannya, agar masyarakat gemar membaca. Saya optimis akan hal itu, selama pemerintah mau terjun sampai ke bawah, jadi bukan hanya sekedar jargon-jargon atau peresmian-peresmian saja," tegasnya.

Kegemarannya membaca dan mengkoleksi buku ini bukannya tanpa hambatan. Ia sering mendapatkan kritikan dari sang istri tercinta, karena di setiap sudut rumahnya pasti ada buku. Bahkan ia merasa buku-buku itu sebagai istri keduanya. Tapi, Wien menyadari bahwa dirinya berinteraksi dengan buku diluar batas kewajaran. Dan ia bukan tipe orang yang membaca buku dari awal hingga akhir, namun ia membaca buku karena dirinya sedang tertarik dengan topik tertentu. Kesibukannya menangani buku menurut pria yang humoris ini, selalu melibatkan sang istri dan saudara-saudara kandungnya, sehingga mereka selalu dekat dengannya.

Pandangan Wien tentang keluarga sakinah, adalah sebuah keluarga yang berlandaskan keimanan yang sama dengan membangun kebahagiaan melalui kegiatan dan belajar bersama, sebab tidak semua pernikahan itu selalu ideal. Pernikahan bagi dirinya merupakan sesuatu yang sangat penting, disana terdapat proses belajar hidup yang sebenarnya. Misi dan visi hidup Wien yaitu apapun yang dikerjakan, yang dipelajari, dinikmati dan dirasakan, akan terasa indah bila dapat dinikmati dengan hati nurani. (Travel Sri WR)

eramuslim.comPublikasi: 13/05/2005 09:37 WIB

0 Comments:

Post a Comment

<< Home