Tak ada PT Indonesia di 100 Besar Asia
JAKARTA --Pada tingkat dunia, perguruan tinggi Indonesia tak tercatat di rangking 500 besar. Perguruan tinggi-perguruan tinggi Indonesia cenderung menunjukkan penurunan kualitas di tingkat Asia. Riset tahunan majalah terkemuka Asia Week pada 2004 misalnya tak lagi mencantumkan perguruan tinggi asal Indonesia di rangking 100 besar Asia. Pada tingkat dunia, perguruan tinggi Indonesia tak tercatat di rangking
500 besar.

terbaik Asia. Empat universitas yang dimaksud adalah, UI rangking 61, UGM rangking 68, Undip rangking 73, dan Universitas Airlangga rangking 75 (Asia Week edisi 30 Juni 2000). Namun setelah 2000, tak ada lagi universitas Indonesia yang mampu bercokol di rangking 100 besar Asia.


Menuju kelas dunia
Satrio menyatakan ada beberapa indikator bagi sebuah universitas hingga layak disebut sebagai world class university. Salah satunya, kata dia, dilihat dari ada tidaknya peraih penghargaan Nobel di situ. Indikator kedua adalah jumlah mahasiswa asing. Satrio mengungkapkan, salah satu universitas di Singapura mampu bercokol di urutan 18 dunia lantaran memiliki banyak mahasiswa asing. Padahal mereka tak memiliki peraih penghargaan nobel. Indikator lainnya adalah jumlah dosen asing yang mengajar di situ.
Kualitas sebuah universitas juga dilihat dari kualifikasi staf pengajar lokalnya. Yakni seberapa banyak dosen yang bergelar doktor serta prestasi apa yang pernah diraihnya. Indikator yang tak kalah penting adalah bandwith connectivity atau ketersambungan dengan dunia luar. Ini, kata Satrio, dilihat dari seberapa besar tingkat pemakaian internet oleh mahasiswa, serta seberapa cepat akses internet yang digunakan.
Rasio dosen dengan mahasiswa, dan student selectivity (tingkat persaingan mahasiswa untuk masuk ke universitas tersebut) juga menjadi salah satu indikator utama. Indikator lainnya adalah jumlah perputaran uang di universitas, penilaian orang luar
(pakar) terhadap institusi, serta publication index, yakni seberapa banyak hasil riset para peneliti di universitas tersebut dikutip orang lain.
Indikator-indikator ini, kata Satrio, dirilis oleh Shanghai University dan digunakan di banyak negara Asia.[imy]
copyright Republika
Rabu, 18 Mei 2005
0 Comments:
Post a Comment
<< Home