M n E m O n I c [mne·mon·ic]

a. pertaining to or aiding memory; n. device to aid memory. mnemonical, a. mnemonize, v.t. make into a mnemonic. mnemonism, n. practice of mnemonics. mnemonics, mnemotechny, n. system of improving memory. © From the Hutchinson Encyclopaedia. Helicon Publishing LTD 2000.

Saturday, June 04, 2005

Dengan Islam Emosi Lebih Terkendali

Ivone, begitu gadis ini sering dipanggil. Ia lahir di Solo 24 tahun yang lalu. Anak pertama dari 3 bersaudara ini sedang menyelesaikan studinya di sebuah universitas swasta di Solo. Seperti kebanyakan keluarga keturunan Tionghoa, Ivone telah terbiasa dididik untuk hidup mandiri sejak kecil. Karenanya, sembari kuliah ia pun bekerja di sebuah perusahaan di Solo.

Ivone dibesarkan dalam lingkungan keluarga penganut katolik yang taat. Bahkan sejak kecil, ia telah dibaptis. Setiap minggu, Ivone pasti diajak bersembahyang di gereja oleh kedua orang tuanya. Aktivitas gereja ia ikuti dengan tekun, termasuk menjadi anggota koor gereja. Berbagai ritual keagamaan pun ia lakukan selayaknya seorang penganut agama Katolik. Pengakuan dosa dan berkunjung ke gua Maria adalah contoh
ritual yang sering ia lakukan. Tidak cukup dengan ini, sejak SD hingga tamat SMA, Ivone mengenyam pendidikan di berbagai lembaga pendidikan Katolik di Solo.

Seiring bertambahnya umur dan berkembangnya akal pikiran, semenjak lepas SMP, ia pun merasakan kejanggalan dalam agamanya. Pengakuan dosa tak pernah ia lakukan lagi. Ia merasa tidak ada gunanya datang ke seorang Pendeta untuk mengakui dosanya. Ivone berpikir kenapa ia tidak langsung mengaku dosa kepada Tuhan dan meminta ampun langsung kepada-Nya. Inilah awal munculnya keraguan akan kebenaran agamanya.

Setelah tamat SMA, Ivone melanjutkan pendidikan di sebuah sekolah kepribadian di Yogyakarta. di kota Gudeg inilah Ivone mengalami perubahan pergaulan. Ia mulai berinteraksi dengan teman-teman barunya yang mayoritas beragama Islam. Walaupun tak pernah berdiskusi masalah agama, Ivone sering merasa terharu melihat teman-temannya melaksanakan shalat. Ia melihat bagaimana teman-temannya merasa tenang setelah
menunaikan shalat.

Suatu ketika, seorang temannya meminjami Ivone buku-buku karangan Hj. Irena Handono (Mantan biarawati yang telah menjadi muallaf, red). Setelah membacanya, keraguan akan kebenaran agamanya makin menguat. Ivone kemudian membeli sebuah terjemahan Al-Qur'an. Berhari-hari membaca Al-Qur'an, Ivone menjadi semakin tertarik dengan Islam. Ia kemudian membandingkan dengan Al-Kitab yang ia miliki, ternyata suara hatinya
lebih mempercayai kebenaran Al-Qur'an.

Di tengah keraguannya, Ivone mulai membeli buku-buku Islam, kemudian mendiskusikan isinya dengan teman-teman muslimnya. Berbagai buku Islam ia baca dan pelajari. Pada saat itu, hatinya telah tertarik dengan keindahan Islam. Namun ia belum berani mengutarakan keinginannya untuk belajar lebih mendalam mengenai Islam. Ivone lebih memilih buku-buku sebagai ustadz pengajarnya.

Ketika memasuki Ramadhan 2003, Ivone berniat untuk melaksanakan ibadah puasa. Niatnya ini didukung oleh teman-temannya. Semenjak awal Ramadhan, Ivone berpuasa layaknya seorang muslimah. Manfaat puasa sebagai pengendali nafsu sangat ia rasakan. Ketika siang hari menahan lapar, sering Ivone merencanakan akan makan besar setelah berbuka. Ternyata, hanya dengan sedikit makanan dan minuman, ia telah merasa puas. Dari
situ ia mengambil kesimpulan, ternyata manusia terlalu menuruti kehendak nafsunya dan puasa adalah metode ampuh untuk mengendalikan hawa nafsu.

Semenjak itu, Ivone sering merenungi kehidupannya selama ini. Ia merasa dirinya telah jauh dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Setelah sekian lama meninggalkan-Nya, Ivone rindu ingin segera menemui-Nya. Setiap malam, dengan diringi tetesan air mata, ia selalu berdoa, "Ya Allah, kalau Islam ini adalah jalanku, mudahkanlah aku
mencapainya."

Kerinduan tak pernah membutuhkan kata-kata untuk mengungkapnya, mungkin inilah gambaran yang tepat bagi Ivone. Seringkali ia tak mampu melantunkan doa, hanya menangis sepanjang malam. Ia merasa terombang-ambing. Disebut sebagai seorang Katolik, ia tak lagi mempercayainya. Disebut muslimah, ia belum bersyahadat dan tidak tahu cara melaksanakan shalat. dan tak mampu melantunkan doa, ia hanya bisa menangis
sepanjang malam. Kejadian ini terus berlangsung selama kurang lebih 1 bulan.

Tak lama kemudian, Ivone bertemu dengan temannya. Ia mengutarakan niatnya untuk masuk Islam. Oleh temannya, ia dijanjikan untuk bertemu dengan seorang ustadz. Setelah lama menunggu, Ivone menghubungi temannya untuk menanyakan kepastiannya. Niatnya untuk segera memeluk Islam belum kesampaian, ternyata temannya telah pergi bekerja di Jakarta.

Akhirnya, 25 Oktober 2004, Ivone resmi menjadi seorang muslimah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di. Ivone melaksanakan shalat untuk pertama kalinya. Walaupun belum mengerti tata cara shalat, ia bisa merasakan nikmatnya shalat. Semenjak rakaat pertama, Ivone terus menangis. Dalam hatinya ia berkata, "Ya Allah, ini Ivone
datang". Ketika itu, ia merasa dirinya bagaikan terlahir kembali.

Jika ramadhan tahun 2003 ia lalui dengan teman-temannya di Yogya, maka Ramadhan tahun 2004, Ivone melewatinya sendiri. Tetapi di tengah kesendiriannya, ia merasa lega karena telah menjadi seorang muslimah. Di bulan ini pula, ia bisa menghafal Al-Fatihah dan beberapa surat pendek. Shalat 5 waktu pun tak pernah ia tinggalkan.

Hingga saat ini, keluarga Ivone belum mengetahui keislamannya. Dan Ivone pun tidak tahu seperti apa reaksi keluarganya jika mengetahui ia telah berpindah agama. Namun demikian, Ivone telah siap menanggung segala resiko yang bakal ia hadapi. Dan ia bersyukur, Allah telah memudahkannya menerima pekerjaan baru di sebuah bank di Solo. Paling tidak, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, secara ekonomi ia telah
siap menghadapinya.

Setelah memeluk Islam, ia merasa emosinya lebih terkendali dan merasakan ketenangan sehabis melaksanakan shalat. Ia pun lebih pasrah dalam menjalani kehidupannya. Baginya, Allah telah menganugerahi kehidupan yang harus ia jalani sebaik mungkin, dan Ivone meyakini Allah pasti menolongnya menghadapi berbagai persoalan yang akan ia hadapi di masa yang akan datang. [diedit dari fosmil.org]

Cahaya Qalbu @ KotaSantri.com
http://kotasantri.com/beranda.php?aksi=Detail&sid=361
Publikasi : 27-02-2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home